Minggu, 07 November 2010

Hematuria

Hematuria adalah adanya sel-sel darah merah (eritrosit) dalam urine. Berdasarkan penyebabnya, hematuri di bedakan menjadi idiopatik atau didapat, yang merupakan pertanda adanya batu ginjal atau tumor dalam saluran kemih (ginjal, ureter, kandung kemih, prostat, dan uretra), mulai dari yang sepele hingga yang mematikan. Jika di samping sel-sel darah merah juga ditemukan sel-sel darah putih (leukosit), maka itu adalah pertanda adanya infeksi saluran kemih.

Kadang-kadang "hemoglobinuria" digunakan pula untuk maksud yang sama, meskipun sebenarnya kata ini lebih tepat ditujukan pada adanya hemoglobin dalam urin.

Epidemiologi

Di Amerika Serikat, prevalensi gross hematuria pada anak-anak diperkirakan 0,13%. Lebih dari setengah kasus (56%) ini disebabkan oleh penyebab yang mudah diidentifikasi. Penyebab paling umum tampaknya sistitis (20-25%). Seks mungkin mempengaruhi seorang anak untuk menderita penyakit tertentu yang bermanifestasi sebagai hematuria. Misalnya, penyakit terkait seks yaitu sindrom Alport memiliki kecenderungan pada laki-laki, sedangkan nefritis lupus lebih sering terjadi pada gadis remaja. Prevalensi kondisi tertentu juga bervariasi dengan usia. Misalnya, tumor Wilms lebih sering pada anak-anak usia prasekolah, sedangkan postinfectious glomerulonefritis akut lebih sering terjadi pada usia anak sekolah. Pada orang dewasa, hematuria sering merupakan tanda keganasan dari "Genitourinary tract" (misalnya, karsinoma sel ginjal, kandung kemih tumor, tumor prostat). Kondisi ini jarang terjadi pada anak-anak.
Jenis

Berdasar penambakaan darah dalam urine, Hematuri dapat dibedakan menjadi, Hematuria mikroskopis (adanya darah dalam jumlah kecil, dan hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop) dan Hematuria makroskopik (Gross Hematuri : adanya darah dalam urine yang sudah dapat diihat dengan menggunakan mata telanjang, bila cukup berat, kadang warna urine bisa menyerupai air bekas cucian daging)

Penyebab (Etiologi)

Ada banyak penyebab adanya darah dalam urine. Beberapa penyebab tergolong kasus-kasus serius, termasuk di dalamnya adalah kanker di saluran kemih atau organ-organ yang berdekatan, trauma, batu ginjal dan saluran kemih, infeksi, dan sumbatan pada sistim perkencingan. Beberapa yang lain tampaknya kurang penting dan mungkin tidak memerlukan perawatan, meskipun tetap harus mendapatkan pengelolaan yang baik dan tepat. Contoh infeksi-infeksi, peradangan-peradangan nonspesifik dari ginjal, obat-obat yang mengencerkan kemampuan darah untuk menggumpal, dan pembesaran prostat.

Potensi penyebab hematuria pada anak-anak meliputi:

• Glomerular hematuria


o Ig A nephropathy
o alport syndrome
o thin glomerular basement membran disease
o glomerulonephritis post infeksi streptococus
o Sindrom hemolitik-uremic
o Membranoproliferative glomerulonefritis
o Lupus nephritis
o Anaphylactoid purpura (purpura Henoch-Schönlein)

• Nonglomerular hematuria

o Mekanik Trauma (masturbasi)
o Menstruasi
o Benda asing
o Infeksi saluran kemih
o Hiperkalsiuria / urolithiasis
o Penyakit sel sabit / ciri
o Koagulopati
o Tumor
o Hyperuricosuria
o Obat / racun (NSAID, antikoagulan, siklofosfamid, ritonavir, indinavir)
o Kelainan anatomi (hidronefrosis, penyakit ginjal polikistik, malformasi vaskular)
o Stenosis Meatal (penyempitan saluran)

Penyebab hematuria makroskopik (darah terlihat dalam urine) meliputi:
Benign Familial Hematuria, nefropati akibat membran basal glomerulus ginjal yang merenggang
Urinary Schistosomiasis, yang disebabkan oleh Schistosoma haematobium, merupakan penyebab utama hematuria di berbagai negara Afrika dan Timur Tengah
IgA nefropathy ("penyakit Berger"), terjadi selama infeksi virus
• Batu ginjal (atau kencing batu)
• Kanker kandung kemih
• Karsinoma sel ginjal, kadang-kadang disertai perdarahan
Paroxysmal nocturnal hemoglobinuria , penyakit langka dimana hemoglobin dari sel-sel yang mengalami hemolisis keluar lewat urine.
• Infeksi saluran kemih dengan beberapa spesies termasuk bakteri strain EPEC dan Staphylococcus saprophyticus
Sifat sel sabit, dapat memicu kerusakan sejumlah besar sel darah merah, tetapi hanya sejumlah kecil individu menanggung masalah ini
Malformasi arteriovenosa ginjal (jarang, pada pemeriksaan radiologis terkesan seperti karsinoma sel ginjal, karena keduanya sangat vaskular)
Sindrom nefrotik (suatu kondisi yang terkait dengan pasca infeksi streptokokus dan berkembang cepat menjadi glomerulonefritis).
Fibrinoid nekrosis dari glomeruli (akibat dari hipertensi berat atau hipertensi maligna)
• Varises kandung kemih, yang meskipun jarang, tapi dapat berkembang menjadi obstruksi sekunder dari v. kava inferior.
• Alergi mungkin jarang menyebabkan hematuria gross episodik pada anak-anak.
• Sumbatan pada “Ureteral Pelvic Junction” (UPJ) adalah suatu kondisi langka yang biasanya terjadi sejak lahir di mana terdapat sumbatan ureter antara ginjal dan kandung kemih. Kondisi ini dapat menyebabkan keluarnya darah dalam urine.
March hematuria, dapat terjadi setelah berkuda atau bersepeda jarak jauh.

Patofisiologi

Etiologi dan patofisiologi hematuria bervariasi. Misalnya, hematuria yang berasal dari glomerulus dapat merupakan hasil dari gangguan struktural dalam integritas membran basal glomerulus yang disebabkan oleh peradangan atau proses kekebalan. Bahan kimia beracun dapat menyebabkan gangguan dari tubulus ginjal, sedangkan mekanik kalkuli dapat menyebabkan erosi pada permukaan mukosa saluran Genitourinaria, sehingga mengakibatkan hematuria.

Diagnosis

Hematuri sebenarnya hanya merupakan tanda adanya sesuatu yang terjadi di sistem saluran kencing. Oleh karena itu adanya tanda hematuri ini harus ditindak lanjuti dengan upaya untuk mencari penyebabnya. Hematuri bisa tanpa disertai adanya gejala tapi juga dapat disertai adanya gejala dan keluhan dari penderita. Gejala yang sering timbul berkaitan dengan adanya hematuri adalah sindrom nyeri pinggang. Keluhan dan gejala ini bisa bersifat sementara atau terus-menerus.

Sering kali, diagnosis dibuat berdasarkan riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, pemeriksaan urine, baik yang menggunakan mikroskop maupun yang tidak, termasuk didalamnya biakan urine dan beberapa tes darah, terutama pada anak-anak dengan resiko, dan umumnya gejalanya terbatas.

Pada saat menanyakan riwayat penyakit, sangat penting untuk menanyakan riwayat penyakit sebelumnya, apakah darah dalam urine ini, terjadi sejak awal kencing, pertengahan atau pada akhir kencing.

Darah dalam urine bisa berasal dari salah satu organ-organ yang terlibat pada pembentukan atau pengangkutan urine. Evaluasi hematuria perlu memperhatikan seluruh sistim saluran kemih (urinary tract) mulai dari ginjal, ureter-ureter (saluran kemih antara ginjal dan kandung kemih), kandung kemih, prostate, dan urethra (saluran kemih yang keluar dari kandung kemih). Harus ditekankan bahwa meskipun hanya episode tunggal, hematuria tetap memerlukan evaluasi, bahkan jika ia menghilang secara spontan.

Pemeriksaan urine dapat memberikan hasil ”False negative” maupun “False positive”. "False negative" terjadi bila terdapat formalin (bahan preservatif urine) atau pada urine dengan konsentrasi asam askorbat yang tinggi. "False positive" bila urine terkontaminasi darah menstruasi, urine basa dengan pH>9, atau terkontaminasi agen oksida yang digunakan untuk membersihkan perineum sebelum mengambil spesimen.

Pemeriksaan Penunjang untuk Menegakkan Diagnosa

Beberapa pemeriksaan penunjang selain pemeriksaan urine dan darah dapat dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosa, antara lain:

X-Ray polos bagian perut (foto polos abdomen), untuk melihat adanya bayangan massa atau batu di ginjal maupun saluran kemih.
Ultrasonografi (USG) ginjal dan saluran kemih, pemeriksaan rongga perut dengan menggunakan pancaran gelombang suara.
Intravenous Pyelografi (IVP), bagian dari pemeriksaan dengan X-Ray, dimana cairan kontras disuntikkan melalui pembuluh darah vena. Setelah bahan kontras yang disuntikkan sampai di ginjal dan saluran kemih, gambar diambil beberapa seri, dalam periode 30 menit, dengan menggunakan X-Ray.
Cystoscopy, pemeriksaan saluran kemih dan kandung kemih secara visual, dengan menggunakan teropong serat optik yang dimasukkan lewat urethra. Pada penderita usia lanjut, pemeriksaan ini dapat dibarengi dengan melakukan biopsi, pada lesi yang dicurigai mengarah pada keganasan
Urine Cytology, periksaan urine untuk memeriksaa sel-sel yang ada di dalam urine, termasuk ada tidaknya sel-sel ganas (kanker)
CT Scan bagian perut dan pinggang (pelvis), merupakan pemeriksaan ”gold standart”

Pengelolaan Hematuri


Pengelolaan pada kasus hematuri, sangat tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Meskipun banyak penyebab masih tidak dapat ditemukan, bersyukur bahwa pada banyak kasus, hematuri ini tidak membahayakan. Perlu disadari bahwa adanya hematuri, yang sangat penting adalah mencegah efek samping yang mungkin dapat terjadi. Adanya riwayat hematuri yang tidak diketahui penyebabnya, mengharuskan adanya pemeriksaan berkala, untuk memastikan bahwa tidak ada perubahan-perubahan yang terjadi, diwaktu-waktu mendatang. Gross hematuri berulang, perlu dikonsultasikan ke dokter ahli urologi. Tes darah untuk memeriksa fungsi ginjal dan pemeriksaan tekanan darah juga harus dilakukan. Pria-pria diatas umur 50 tahun harus mempunyai tes darah prostate-specific antigen (PSA) tahunan untuk menyaring kanker prostat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar